Minggu, 10 April 2011

Tari Gandrung

Tari kesenian khas Banyuwangi ini merupakan ibu dari kesenian lainnya di daerah Banyuwangi, tarian ini juga dapat diartikan dengan sebutan jiwa yang menari. Dalam film tentang Tari Gandrung menceritakan kisah mesti yang lahir pada 5 Juli 1954, Ia lahir pada hari kamis wage dan mulai menari sejak usia 10 tahun. Dia harus menari karena itu merupakan janji bibi yang merawatnya, karena waktu itu mesti sering sakit – sakitan, jadi apabila dia memperoleh kesembuhan dari Yang Kuasa mesti harus menari.

Menjadi penari Gandrung merupakan sebuah tanggung jawab yang besar bagi penarinya. Karena Tari Gandrung merupakan kesenian yang sangat penting di daerah Banyuwangi dan merupakan kesenian yang memiliki keindahan juga menjadi wujud dari masyarakatnya. Di dalam Tari Gandrung ada tiga tahap yang ada dan mempunyai arti masing – masing. Tahap pertama penari menyanyikan lagu podononton, tahap kedua pacu gandrung : penari menari dengan penonton / melayani penonton, tahap yang ketiga sublek sungkem : penari menari sebagai tarian permohonan maaf atas apa yang dibawakannya semalam. Pada tiga tahap tarian tersebut tarian yang dibawakan di tahap kedua yang menjadi tanggung jawab besar bagi penari, karena keindahan tarian tersebut terkadang membawa hal – hal yang tidak baik yang dilakukan penonton dan hal tersebut yang akan menurunkan minat masyarakat pada Tari Gandrung.

Sebuah keindahan yang memiliki ciri tersendiri dalam masyarakatnya, meskipun ada pandangan hidup di dalam diri yang mengharuskan memberikan sesaji / sejajen dulu sebelum mereka memulai tariannya agar semuanya berjalan dengan baik dan telah menjadi corak kekhasan dalam sebagian masyarakat. Tetapi ada hal dari semuanya yang merupakan tanggung jawab yang harus diperhadapkan kepada Tuhan. Kini Tari Gandrung telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi khususnya dalam hidup mesti, yang dimana dia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya juga keluarganya dari kesenian khas Banyuwangi tersebut.
           Kehidupan mesti menjadi sebuah cerita tersendiri akan adanya tanggung jawab serta pengabdiannya terhadap Tari Gandrung. Walapun kehidupan pribadinya tidak seindah seperti Tarian yang dibawanya, tetapi ia harus tetapi mengabdi pada satu nilai seni yang telah menjadi bagian dalam dirinya. Itu jugalah yang mendorong peran dan tanggung jawab masyarakatnya juga pemerintahan dalam melestarikan kesenian yang merupakan Ibu dari kesenian – kesenian di Banyuwangi dan telah menjadi kebudayaan khas Indonesia dari daerah tersebut.

Sumber : 
- http://gastanyoapri.blogspot.com/2010/01/tari-gandrung.html
- http://bankbede.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar